dipublish oleh : wen's seeker id 03
Seorang muballigh Muhammadiyah pernah dikritik dalam satu pengajian. “Setiap kali ustad datang,” ujar salah seorang yang hadir, “ada saja hadis yang di-dhaif-kan. Minggu lalu ustad men-dhaif-kan hadis qunut shubuh; sebelumnya ustad menganggap bahwa hadis maulid Nabi itu mawdhu’ (hadis buatan). Sekarang ustad menyebutkan bahwa hadis tentang bilangan takbir shalat Id itu semuanya lemah. Saya khawatir bila saya terus-menerus -mengikuti ceramah ustad habislah seluruh hadis. Lalu apa yang dapat kita jadikan pedoman?”