Tak terkecuali, kader Hima Persis pun kerapkali (banyak yang) terperangkap di mata rantai yang selama ini membelenggu "kaum aktivis". Mata rantai itu berupa siklus yang tak putus-putus terus dipraktekan secara tidak sadar dan diterima sebagai pencapaian tertinggi (kebajikan tertinggi), yaitu siklus yang endingnya mengantarkan sang aktivis ke kursi kekuasaan (duduk di kursi empuk kaum birokrat).
Persepsi kebajikan macam ini secara tidak sadar telah menjadikan mereka salah satunya sebagai kader pembuat proposal, yang bisa jadi setiap saat ada dalam kondisi harap-harap cemas menunggu proposalnya di-ACC oleh penguasa. Proposal bukan lagi sekedar proposal, pada titik itu ia berfungsi sebagai alat legitimasi disayang oleh penguasa (yang punya kuasa, biasanya proposal sang aktivis diajukan pada kaum birokrat sebab mereka dipandang sebagai sang empunya; uang, link, dan lain sebagainya).