oleh: Ridwan Rustandi*
Gegap gempita euforia kemenangan Timnas Indonesia atas Turkmeninstan patut menjadi sorotan. Bagaimana tidak, kemenangan kali ini menjadi tiket untuk melaju ke ronde ketiga kualifikasi pra piala dunia 2014. Setelah berhasil menahan imbang Turkmenistan 1-1, akhirnya bangsa Indonesia bernafas lega menyaksikan kemenangan sang garuda 4-3 di kandang sendiri. Ini menjadi prestasi yang patut dibanggakan. Pasalnya, setelah carut marut kongres PSSI yang berlangsung sekian lama para pemain Timnas menanti kepastian para punggawa PSSI tersebut. Timnas Indonesia berhasil membuktikan bahwa dalam sepak bola tanah air ada yang harus diprioritaskan ketimbang memperebutkan secara politis kursi satu organisasi sepak bola terbesar di tanah air ini. Tak peduli siapa yang memimpin roda kepemimpinan organisasi, yang jelas yang kita butuhkan (bangsa Indonesia) ialah prestasi Timnas di negeri ini. Sudah saatnya sang garuda bangkit dari tidurnya selama ini. Inilah waktunya bangsa kita mencatat narasi besar dalam sejarah persepakbolaan dunia.
Indonesia patut bangga dengan kemenangan ini. Firman Utina dkk menoreh catatan penting dalam kancah persepakbolaan kita. Dengan sundulan Gonzales di menit kesembilan, Indonesia membuka peluang untuk menoreh tinta emas dalam prestasi sepak bola kita. Spirit Gonzales menyebar menjadi energi di tubuh para pemain Timnas kita. Selang sepuluh menit kemudian Gonzales dengan umpan dari Boas berhasil menandaskan bola ke gawang lawan. Serta merta spirit para punggawa semakin bertambah. Disusul goal dari Nasuha dengan tendangan jarak jauhnya dan M.ridwan dengan tendangan pamungkasnya. Indonesia diperhitungkan dalam sepak bola Asia.
Gegap gempita euforia kemenangan Timnas Indonesia atas Turkmeninstan patut menjadi sorotan. Bagaimana tidak, kemenangan kali ini menjadi tiket untuk melaju ke ronde ketiga kualifikasi pra piala dunia 2014. Setelah berhasil menahan imbang Turkmenistan 1-1, akhirnya bangsa Indonesia bernafas lega menyaksikan kemenangan sang garuda 4-3 di kandang sendiri. Ini menjadi prestasi yang patut dibanggakan. Pasalnya, setelah carut marut kongres PSSI yang berlangsung sekian lama para pemain Timnas menanti kepastian para punggawa PSSI tersebut. Timnas Indonesia berhasil membuktikan bahwa dalam sepak bola tanah air ada yang harus diprioritaskan ketimbang memperebutkan secara politis kursi satu organisasi sepak bola terbesar di tanah air ini. Tak peduli siapa yang memimpin roda kepemimpinan organisasi, yang jelas yang kita butuhkan (bangsa Indonesia) ialah prestasi Timnas di negeri ini. Sudah saatnya sang garuda bangkit dari tidurnya selama ini. Inilah waktunya bangsa kita mencatat narasi besar dalam sejarah persepakbolaan dunia.
Indonesia patut bangga dengan kemenangan ini. Firman Utina dkk menoreh catatan penting dalam kancah persepakbolaan kita. Dengan sundulan Gonzales di menit kesembilan, Indonesia membuka peluang untuk menoreh tinta emas dalam prestasi sepak bola kita. Spirit Gonzales menyebar menjadi energi di tubuh para pemain Timnas kita. Selang sepuluh menit kemudian Gonzales dengan umpan dari Boas berhasil menandaskan bola ke gawang lawan. Serta merta spirit para punggawa semakin bertambah. Disusul goal dari Nasuha dengan tendangan jarak jauhnya dan M.ridwan dengan tendangan pamungkasnya. Indonesia diperhitungkan dalam sepak bola Asia.
Perlu kita perhatikan proses
kemenangan Timnas kita. Di menit Sembilan,
Gonzales membuka euforia kemenangan kita. Di menit ke-sembilan belas, Gonzales mnambah pundi gol sang garuda. Indonesia
menang 4-3 atas Turkmenistan, sehingga agregat gol selama dua pertandingan
menjadi 5-4 kalau diakumulasikan agregat menjadi 5-4 sama dengan Sembilan. Selain itu, nomor punggung sang pencetak Gol
(gonzalez) adalah Sembilan. Pertanyaanya, ada apa dengan sembilan? Bisa saja kita mengatakan
bahwa kemenangan Timnas kita gara-gara angka sembilan. Secara mitis, angka
sembilan menjadi angka keberuntungan bagi Timnas kita. Atau kalu kita kaitkan
dengan keyakinan agama yang ada di Nusantara, bisa saja kita katakan bahwa sembilan menjadi petanda kemenangan
bangsa kita, dengan dalih 99 bagian dari Asmaul Husna Tuhan semesta alam.
Terlepas dari itu semua, sebagai
manusia sudah seharusnya kita senantiasa mengedepankan ikhtiar kita untuk
mencapai sesuatu yang kita inginkan. Formula sederhana yang Tuhan berikan
kepada manusia ialah harus senantiasa menyeimbangkan potensi rohani (do’a) atau
dengan kata lain wujud gerak dan spiritualitas kita dengan potensi jasadi
sebagai wujud aktivitas gerakan kita. Sah saja, jika sebagian orang di negeri
ini mengaitkan tanda sembilan dengan
kemenangan tersebut. Namun, sekali lagi hal tersebut bukan asumsi final.
Terpenting mengilhami kemengan tersebut sebagai jalan menuju kemenangan
selanjutnya. Sebagai jembatan bagi prestasi bangsa Indonesia di masa yang akan
datang.
Catatan, manusia adalah makhluk
yang unik. Animale symbolicum, begitulah ungkapan Ernest Cassirer. Manusia
mengasumsikan sesuatu yang dianggap penting (tanda) dengan mamaknainya.
Keunikan manusia tersbut tercipta dari proses pemaknaan yang diciptakan manusia
tersebut. Santara penanda sebagai konsep fisik dengan petanda sebagai konsep
mental saling berpautan. Ferdinand de Saussure mengkonsepsikannya dengan
pembagian antara signifier dan signifield. Kedua-duanya senantiasa saling
berkaitan membentuk sebuah makna yang akhirnya diyakini sebagai sebuah
kebenaran. Dalam kasus di atas, tanda
angka sembilan yang saya coba
maknai adalah bagian dari perwujudan manusia sebagai makhluk simbol tersebut. Sembilan sebagai penanda (tanda)
kemudian saya kaitkan dengan kemenangan Timnas kita (Petanda), peristiwa yang
terjadi kemudian. Satu sisi metode seperti ini kita katakan sebagai sebuah
proses dialektika fenomena untuk menyingkap ketersembunyian. Namun, sekali lagi
perlu ada sebuah penegasan. Fenomena angka sembilan
tersebut adalah sebuah gejala yang saling berpautan dengan fakta yang terjadi.
Bisa kita katakan sebagai kebetulan angka sembilan
yang muncul kepermukaan. Terpenting
adalah bagaimana memaknai kemenangan bangsa kita dalam pertandingan tersebut
sebagai hasil dari kuatnya komitmen, daya juang, dan integritas manajemen
Timnas Indonesia untuk menyumbangkan prestasi di kancah Internasioanl.
Kemenangan tersebut tiada artinya bila para punggawa Tinas merasa puas sesaat
dan tak ada keinginan untuk semakin maju. Justeru rasa puas tersebut yang pada
akhirnya menjadi jurang kekalahan dalam pertandingan lainnya. Semoga dengan
kemenangan ini Indonesia semakin yakin bisa melaju ke putaran final Fifa World
Cup 2014 di Brazil.
* Penulis adalah ketua PD Hima Persis Kota Bandung
* Penulis adalah ketua PD Hima Persis Kota Bandung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar