Like This, Oke !!

Bewara

Hadirilah....
DISKUSI KEBANGSAAN JILID II "Momentum Hari Pahlawan, Upaya Membangun Bandung Berdikari"
Pembicara :
1. Drs. H. Asep Dedy Ruyadi, M.Si (Wakil Ketua DPRD KOTA BANDUNG)
2. H. Dedi Supandi, S.STP, M.Si (Ketua DPD KNPI KOTA BANDUNG)
3. Ust. Iman Setiawan Latief, SH (Ketua PD PERSIS KOTA BANDUNG)
4. Ridwan Rustandi (Ketua Hima Persis Kota Bandung
Jum'at, 16 November 2012
13.00-selesai
@AULA PP PERSIS (Jl. Perintis Kemerdekaan)

Graties dan terbuka untuk umum!!

KOpi gratis, Snack Gratis, dll

Organized BY
PD HIMA PERSIS KOTA BANDUNG
CP:085721502422

Jumat, 16 September 2011

Gara-Gara Sembilan

oleh: Ridwan Rustandi*

Gegap gempita euforia kemenangan Timnas Indonesia atas Turkmeninstan patut menjadi sorotan. Bagaimana tidak, kemenangan kali ini menjadi tiket untuk melaju ke ronde ketiga kualifikasi pra piala dunia 2014. Setelah berhasil menahan imbang  Turkmenistan 1-1, akhirnya bangsa Indonesia bernafas lega menyaksikan kemenangan sang garuda 4-3 di kandang sendiri. Ini menjadi prestasi yang patut dibanggakan. Pasalnya, setelah carut marut kongres PSSI yang berlangsung sekian lama para pemain Timnas menanti kepastian para punggawa PSSI tersebut. Timnas Indonesia berhasil membuktikan bahwa dalam sepak bola tanah air ada yang harus diprioritaskan ketimbang memperebutkan secara politis kursi satu organisasi sepak bola terbesar di tanah air ini. Tak peduli siapa yang memimpin roda kepemimpinan organisasi, yang jelas yang kita butuhkan (bangsa Indonesia) ialah prestasi Timnas di negeri ini. Sudah saatnya sang garuda bangkit dari tidurnya selama ini. Inilah waktunya bangsa kita mencatat narasi besar dalam sejarah persepakbolaan dunia.


Indonesia patut bangga dengan kemenangan ini. Firman Utina dkk menoreh catatan penting dalam kancah persepakbolaan kita. Dengan sundulan Gonzales di menit kesembilan, Indonesia membuka peluang untuk menoreh tinta emas dalam prestasi sepak bola kita. Spirit Gonzales menyebar menjadi energi di tubuh para pemain Timnas kita. Selang sepuluh menit kemudian Gonzales dengan umpan dari Boas berhasil menandaskan bola ke gawang lawan. Serta merta spirit para punggawa semakin bertambah. Disusul goal dari Nasuha dengan tendangan jarak jauhnya dan M.ridwan dengan tendangan pamungkasnya. Indonesia diperhitungkan dalam sepak bola Asia.

Perlu kita perhatikan proses kemenangan Timnas kita. Di menit Sembilan, Gonzales membuka euforia kemenangan kita. Di menit ke-sembilan belas, Gonzales mnambah pundi gol sang garuda. Indonesia menang 4-3 atas Turkmenistan, sehingga agregat gol selama dua pertandingan menjadi 5-4 kalau diakumulasikan agregat menjadi 5-4 sama dengan Sembilan.  Selain itu, nomor punggung sang pencetak Gol (gonzalez) adalah Sembilan.  Pertanyaanya, ada apa dengan sembilan? Bisa saja kita mengatakan bahwa kemenangan Timnas kita gara-gara angka sembilan. Secara mitis, angka sembilan menjadi angka keberuntungan bagi Timnas kita. Atau kalu kita kaitkan dengan keyakinan agama yang ada di Nusantara, bisa saja kita katakan bahwa sembilan menjadi petanda kemenangan bangsa kita, dengan dalih 99 bagian dari Asmaul Husna Tuhan semesta alam.

Terlepas dari itu semua, sebagai manusia sudah seharusnya kita senantiasa mengedepankan ikhtiar kita untuk mencapai sesuatu yang kita inginkan. Formula sederhana yang Tuhan berikan kepada manusia ialah harus senantiasa menyeimbangkan potensi rohani (do’a) atau dengan kata lain wujud gerak dan spiritualitas kita dengan potensi jasadi sebagai wujud aktivitas gerakan kita. Sah saja, jika sebagian orang di negeri ini mengaitkan tanda sembilan dengan kemenangan tersebut. Namun, sekali lagi hal tersebut bukan asumsi final. Terpenting mengilhami kemengan tersebut sebagai jalan menuju kemenangan selanjutnya. Sebagai jembatan bagi prestasi bangsa Indonesia di masa yang akan datang.

Catatan, manusia adalah makhluk yang unik. Animale symbolicum, begitulah ungkapan Ernest Cassirer. Manusia mengasumsikan sesuatu yang dianggap penting (tanda) dengan mamaknainya. Keunikan manusia tersbut tercipta dari proses pemaknaan yang diciptakan manusia tersebut. Santara penanda sebagai konsep fisik dengan petanda sebagai konsep mental saling berpautan. Ferdinand de Saussure mengkonsepsikannya dengan pembagian antara signifier dan signifield. Kedua-duanya senantiasa saling berkaitan membentuk sebuah makna yang akhirnya diyakini sebagai sebuah kebenaran. Dalam kasus di atas, tanda  angka sembilan yang saya coba maknai adalah bagian dari perwujudan manusia sebagai makhluk simbol tersebut. Sembilan sebagai penanda (tanda) kemudian saya kaitkan dengan kemenangan Timnas kita (Petanda), peristiwa yang terjadi kemudian. Satu sisi metode seperti ini kita katakan sebagai sebuah proses dialektika fenomena untuk menyingkap ketersembunyian. Namun, sekali lagi perlu ada sebuah penegasan. Fenomena angka sembilan tersebut adalah sebuah gejala yang saling berpautan dengan fakta yang terjadi. Bisa kita katakan sebagai kebetulan angka sembilan  yang muncul kepermukaan. Terpenting adalah bagaimana memaknai kemenangan bangsa kita dalam pertandingan tersebut sebagai hasil dari kuatnya komitmen, daya juang, dan integritas manajemen Timnas Indonesia untuk menyumbangkan prestasi di kancah Internasioanl. Kemenangan tersebut tiada artinya bila para punggawa Tinas merasa puas sesaat dan tak ada keinginan untuk semakin maju. Justeru rasa puas tersebut yang pada akhirnya menjadi jurang kekalahan dalam pertandingan lainnya. Semoga dengan kemenangan ini Indonesia semakin yakin bisa melaju ke putaran final Fifa World Cup 2014 di Brazil.  

* Penulis adalah ketua PD Hima Persis  Kota Bandung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar